About

Blogger news

Cuteki gadgets

Senin, 19 November 2012

Pendekatan Mimetik Pada Cerpen


Pendidikan Ajang Cari Muka
           
Judul                           : Yang Kubutuhkan
Pengarang                   : Adiraf Run
Nama Media               : Tabloid Basis
Data Terbitan              :  Edisi April 2012
Halaman                      : 11
Jumlah Halaman          : 14     

                        Cerpen yang berjudul Yang Kubutuhkan ini menceritakan seorang wanita yang bernama Laras. Laras yang awalnya sangat marah dan kesal dengan keputusan ibunya yang memasukkannya pada FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia tidak mengerti jalan pikiran ibunya, yang keras kepala ingin memasukkannya ke fakultas itu, padahal  ia ingin masuk Fakultas Kedokteran. Laras sangat tidak terima dengan keputusan ibunya, karena ia akan malu dengan teman-temannya yang lain. Sementara teman-temannya yang lain ada yang masuk fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Kedokteran seperti keinginannya semula. Lambat laung akhirnya Laras merasa senang dengan kuliahnya. Itu semua berkat bantuan seorang wanita yang bernama Fernita. Gadis melayu yang baik hati, wanita sederhana dengan segudang prestasi. Fernita adalah orang yang pertama kali membalut kesedihan Laras, sehingga akhirnya mereka menjadi bersahabat. Laras mulai senang dengan kuliahnya, menulis menjadi hobinya sejak masuk kuliah. Karena dengan dengan ketekunannya pada kuliah, akhirnya ia mencapai gelar master sebelum ibunya meninggal dunia. Bahkan ia menjadi sanjungan sahabat-sahabatnya waktu SMA dulu yaitu, Isti, Rere, dan Enda. Karena Laras masuk pada mata kuliah mereka sebagai dosen pengajar. Laras terkadang timbul penyesalan dari dalam dirinya, kenapa ia dulu begitu memberontak dengan keputusan ibunya. Anggapannya, mungkin jika  ia masuk Fakultas Kedokteran sekarng masih kuliah sama seperti teman-temannya.
                        Cerpen yang berjudul “Yang Kubutuhkan “ini adalah  kisah hidup Laras ketika ia hendak melanjutkan pendidikannya sampai pada akhirnya ia mencapai kesuksesan. Tentu persoalan dalam masyarakat atau individu,  serta sikap dan tindakan kelompok masyarakat yang dalam masyarakat sedikit banyaknya tertuang dalam cerpen ini. Karena karya sastra erat kaitannya dengan dunia sosial yang nyata. Dan cerpen ini merupakan tiruan atau cermin dari masyarakat pada zaman sekrang. Diantaranya pada kutipan berikut:
“Kata-kata dan keputusan ibu itu bagai silet yang menyayat pelipisku. Sakit sekali”
Laras kesal dan marah akan keputusan ibunya. Kata “bagai silet yang menyayat hatiku” mengungkapkan bahwa keputusan ibunya itu membuat hatinya sakit, karena ia tidak bisa berbuat apa-apa, melainkan dengan menangis karena kekesalannya. Sikap yang menunjukkan bahwa ia marah juga terdapat pada kutipan berikut:
                        “sedikit kubanting pintu kamarku untuk mengekpresikan kemarahanku yang benar-benar terasa sampai ke ubun-ubun”
Kutipan di atas mengungkapkan  bahwa Laras sangat kesal dan kemarahan yang memuncak. Pada kutipan berikutnya
                        “dan kini tampaklah sebuah pemandangan yang tidak jauh berbeda seperti kota Hirosima dan Nagasaki yang terkena bom beberapa tahun silam”
Kutipan di atas mengungkapakan bahwa kamar Laras dalam keadaan sangat berantakan akibat ekspresi kemarahannya pada isi kamarnya, semua isi kamar diobrak-abrik olehnya. Setelah ia mengobrak-abrik isi kamarnya dengan amukan,  badannya lemas dan tidak ada tenaga. Laras terduduk, terdiam dan menangis. Ini ditunjukkan pada kutipan berikut:
”Kini tiba-tiba tenagaku bagai terserap oleh magnet. Hilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Aku terduduk lemas bersandarkan lemari baju yang terletak tidak jauh dari ranjang tempat tidurku”.
Keadaan yang cenderung menyebabkan beberapa persoalan di masyarakat tertuang dalam cerpen ini, di antaranya pada kutipan berikut:
   “apa yang harus aku lakukan nanti bila bertemu dengan mereka? Bukankah mereka akan mengejekku? Masuk jurusan Bahasa dan sastra? Oh, tidak mungkin. Harus aku sembunyikan dimana mukaku ini?”
kutipan di atas mengungkapkan bahwa status sosial di masyarakat tertentu bahkaan di negri ini penting. Banyak orang lebih mementingkan kuantitas dari pada kualitas. Bagi mereka yang terpenting hanyalah nama mereka di dalam masyarakat memiliki status sosial yang tinggi. Karena bagi mereka jika mereka mengambil pilihan yang sederhana atau biasa saja, itu akan menyangkut dengan harga diri mereka. Mungkin saja mereka merasa malu, padahal apa pendidikan yang diambil harus sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Namun beginilah negri ini, selalu ingin lebih dari orang-orang di sekitar mereka. Padahal mereka belum mengukur kemampuannya sendiri. Laras sangat kecewa karena permintaannya tidaak dikabulkan. Hari-hari di kampus terasa lam sekali sehingga ia menjadi jenuh, sampai ia akhirnya bertemu denga Fernita yang menubah pola hidupnya, itu di buktikan pada kutipan berikut ini:
                        “Fernita, gadis melayu yang baik hati. Wanita sederhana dengan segudang prestasi. Orang yang pertama kali membalut kesedihan, menyapa dalam kesendirian, dan menjadi sahabat terbaikku”
Kutipan diatas mengungkapkan bahwa Fernita wanita yang baik, pintar, dan sederhana.
                        Akhirnya Laras kuliah dengan semangat sampai pada akhirnya ia mencapai kesuksesan. Kesuksesan Laras diperkuat pada kutipan berikut;
                        “dalam setiap sujud dan doa-doaku aku selalu mendoakan ibundaku. Berkat beliaulah aku bisa begini. Adaa sedikit sesal dalam hati ini, mengapa aku dulu begitu memberontak dengan kepada keputusan ibuku. Bagaimana jika aku tidak menuruti keinginan ibuku? Mungkin sekarang aku juga masih kuliah sepertia ketiga sahabatku”
Ktipan itu mengungkapkan bahwa Laras anak yang tau akan agama. Ia selalu mendoakan ibundanya. Memang ada baiknya kita mendengarkan kata-kata orangtua kita, karena bagaimaanapun juga orangtua ingin anaknya bahagia. Dan Laras akhirnya menyadari, kalau saja ia tidak mengikuti apa kata ibunya, mungkin ia tidak akan sukses dari teman-temannya, yang dulu ia ingin seperti mereka. 

            Unsur Intrinsik
                        Tema yang terdapat dalam cerpen yang berjudul “Yang Kubutuhkan” ini adalah orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya. Latar tempatnya di kamar, dan kampus. Latar suasananya mengharukan. Laras memiliki watak tokoh yang keras kepala karena awalnya ia tidak terima keputusan ibunya untuk melanjutkan pendidikannya di FKIP, Laras juga orang yang mengenal agama, ia sealu mendoakan ibunya. Alur yang terdapat pada cerpen ini campur atau maju-mundur. Sudut pandang pada cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama.

            Simpulan
                        Cerpen ini mengisahkan wanita yang bernama Laras. Laras terpaksa mengikuti keputusan ibunya untuk melanjutkan pendidikannya di FKIP dengan jurusan Bahasa dan sastra, walaupun hatinya berat pada pilihan lain yaitu Fakultas kedokteran. Tapi, seiring berjalan waktu dan berkat bantuan sahabatnya yang bernama fernita ia merasa senang dengan pilihan ibunya itu. Akhirnya ia menyelesaikan kuliahnya, bahkan sampai menyandang gelar Master sebelum ibunya meninggal dunia.
                        Cerpen ini juga memberikan amanat pada pembaca, bahwa ada baiknya kita mendengarkan kata-kata orang tua. Karena bagaimanapun juga orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya.

(Adiraf Run, Yang Kubutuhkan, Tabloid Basis edisi April 2012)










Nama : Risanti Amelin
N.I.M :1105113615

Senin, 05 November 2012

Kritik Sastra Pada Cerpen



Judul Cerpen : Wajah

Karya        : Sides Sudyarto DS

            Cerpen yang berjudul wajah memiliki alur maju mundur. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang pria yang bernama Durma. Durma memiliki banyak wajah dan warna seperti Bunglon untuk mempertahankan hidupnya. Suatu hari ia merantau ke Jakarta, ia menjadi seorang supir. Durma memiliki majikan yang bernama Amijoyo. Bu Amijoyo tinggal seorang diri, ia cantik, gemuk, hanya saja dia sudah tua. Bu Amijoyo seorang yang kaya raya, namun miskin bahasa. Maksut miskin bahasa, bu Amijoyo seorang yang kasar, pemarah, setiap orang yang bekerja dengannya pasti tidak akan tahan dengannya, namun bu Amijoyo sebenarnya baik hati, suka member uang pada orang. Berbeda dengan Durma, ia bisa bertahan dengan bu Amijoyo selama tiga tahun. Pada suatu hari bu Amijoyo sakit-sakitan karena umurnya sudah tua, ia memilih untuk tinggal di panti jompo dan menyerahkan seluruh hartanya pada Durma, karena ia tidak punya kerabat selain Durma.
            Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang ketiga. Latar tempat, di rumah Amijoyo, dan panti jompo. Latar waktu, pagi dan siang. Latar suasana, mengharukan.
            Cerpen yang berjudul wajah ini memiliki nilai mutu yang lumayan tinggi, hanya saja ada sedikit kekurangan yang terdapat dalam cerpen ini. Dalam cerpen wajah ini pengarang kurang menjelaskan secara detail tentang peristiwa-peristiwa penting. Peristiwa penting itu seperti, mengapa bu Amijoyo tidak memiliki saudara dan kerabat, dan  mengapa bu Amijoyo memeluk dan menangis pada Durma di panti jompo. Dalam cerpen ini pengarang ini kurang menjelaskan masa lalu Durma, mengapa ia menjadi memiliki banyak wajah.
                                                                                                  
Sumber :  Koran Republika, minggu 1 juli 2007

Rabu, 25 Juli 2012

karibo: ENGKAULAH SANDARAN SEPEDAKU(cerpem gw ni!)

karibo: ENGKAULAH SANDARAN SEPEDAKU(cerpem gw ni!):  ENGKAULAH SANDARAN SEPEDAKU Kring…kring bunyi alaram berburnyi. Ari langsung mematikan alaram yang menunjukkan pukul 05 : 00. Ari ...

karibo:

Senin, 19 November 2012

Pendekatan Mimetik Pada Cerpen


Pendidikan Ajang Cari Muka
           
Judul                           : Yang Kubutuhkan
Pengarang                   : Adiraf Run
Nama Media               : Tabloid Basis
Data Terbitan              :  Edisi April 2012
Halaman                      : 11
Jumlah Halaman          : 14     

                        Cerpen yang berjudul Yang Kubutuhkan ini menceritakan seorang wanita yang bernama Laras. Laras yang awalnya sangat marah dan kesal dengan keputusan ibunya yang memasukkannya pada FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia tidak mengerti jalan pikiran ibunya, yang keras kepala ingin memasukkannya ke fakultas itu, padahal  ia ingin masuk Fakultas Kedokteran. Laras sangat tidak terima dengan keputusan ibunya, karena ia akan malu dengan teman-temannya yang lain. Sementara teman-temannya yang lain ada yang masuk fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Kedokteran seperti keinginannya semula. Lambat laung akhirnya Laras merasa senang dengan kuliahnya. Itu semua berkat bantuan seorang wanita yang bernama Fernita. Gadis melayu yang baik hati, wanita sederhana dengan segudang prestasi. Fernita adalah orang yang pertama kali membalut kesedihan Laras, sehingga akhirnya mereka menjadi bersahabat. Laras mulai senang dengan kuliahnya, menulis menjadi hobinya sejak masuk kuliah. Karena dengan dengan ketekunannya pada kuliah, akhirnya ia mencapai gelar master sebelum ibunya meninggal dunia. Bahkan ia menjadi sanjungan sahabat-sahabatnya waktu SMA dulu yaitu, Isti, Rere, dan Enda. Karena Laras masuk pada mata kuliah mereka sebagai dosen pengajar. Laras terkadang timbul penyesalan dari dalam dirinya, kenapa ia dulu begitu memberontak dengan keputusan ibunya. Anggapannya, mungkin jika  ia masuk Fakultas Kedokteran sekarng masih kuliah sama seperti teman-temannya.
                        Cerpen yang berjudul “Yang Kubutuhkan “ini adalah  kisah hidup Laras ketika ia hendak melanjutkan pendidikannya sampai pada akhirnya ia mencapai kesuksesan. Tentu persoalan dalam masyarakat atau individu,  serta sikap dan tindakan kelompok masyarakat yang dalam masyarakat sedikit banyaknya tertuang dalam cerpen ini. Karena karya sastra erat kaitannya dengan dunia sosial yang nyata. Dan cerpen ini merupakan tiruan atau cermin dari masyarakat pada zaman sekrang. Diantaranya pada kutipan berikut:
“Kata-kata dan keputusan ibu itu bagai silet yang menyayat pelipisku. Sakit sekali”
Laras kesal dan marah akan keputusan ibunya. Kata “bagai silet yang menyayat hatiku” mengungkapkan bahwa keputusan ibunya itu membuat hatinya sakit, karena ia tidak bisa berbuat apa-apa, melainkan dengan menangis karena kekesalannya. Sikap yang menunjukkan bahwa ia marah juga terdapat pada kutipan berikut:
                        “sedikit kubanting pintu kamarku untuk mengekpresikan kemarahanku yang benar-benar terasa sampai ke ubun-ubun”
Kutipan di atas mengungkapkan  bahwa Laras sangat kesal dan kemarahan yang memuncak. Pada kutipan berikutnya
                        “dan kini tampaklah sebuah pemandangan yang tidak jauh berbeda seperti kota Hirosima dan Nagasaki yang terkena bom beberapa tahun silam”
Kutipan di atas mengungkapakan bahwa kamar Laras dalam keadaan sangat berantakan akibat ekspresi kemarahannya pada isi kamarnya, semua isi kamar diobrak-abrik olehnya. Setelah ia mengobrak-abrik isi kamarnya dengan amukan,  badannya lemas dan tidak ada tenaga. Laras terduduk, terdiam dan menangis. Ini ditunjukkan pada kutipan berikut:
”Kini tiba-tiba tenagaku bagai terserap oleh magnet. Hilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Aku terduduk lemas bersandarkan lemari baju yang terletak tidak jauh dari ranjang tempat tidurku”.
Keadaan yang cenderung menyebabkan beberapa persoalan di masyarakat tertuang dalam cerpen ini, di antaranya pada kutipan berikut:
   “apa yang harus aku lakukan nanti bila bertemu dengan mereka? Bukankah mereka akan mengejekku? Masuk jurusan Bahasa dan sastra? Oh, tidak mungkin. Harus aku sembunyikan dimana mukaku ini?”
kutipan di atas mengungkapkan bahwa status sosial di masyarakat tertentu bahkaan di negri ini penting. Banyak orang lebih mementingkan kuantitas dari pada kualitas. Bagi mereka yang terpenting hanyalah nama mereka di dalam masyarakat memiliki status sosial yang tinggi. Karena bagi mereka jika mereka mengambil pilihan yang sederhana atau biasa saja, itu akan menyangkut dengan harga diri mereka. Mungkin saja mereka merasa malu, padahal apa pendidikan yang diambil harus sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Namun beginilah negri ini, selalu ingin lebih dari orang-orang di sekitar mereka. Padahal mereka belum mengukur kemampuannya sendiri. Laras sangat kecewa karena permintaannya tidaak dikabulkan. Hari-hari di kampus terasa lam sekali sehingga ia menjadi jenuh, sampai ia akhirnya bertemu denga Fernita yang menubah pola hidupnya, itu di buktikan pada kutipan berikut ini:
                        “Fernita, gadis melayu yang baik hati. Wanita sederhana dengan segudang prestasi. Orang yang pertama kali membalut kesedihan, menyapa dalam kesendirian, dan menjadi sahabat terbaikku”
Kutipan diatas mengungkapkan bahwa Fernita wanita yang baik, pintar, dan sederhana.
                        Akhirnya Laras kuliah dengan semangat sampai pada akhirnya ia mencapai kesuksesan. Kesuksesan Laras diperkuat pada kutipan berikut;
                        “dalam setiap sujud dan doa-doaku aku selalu mendoakan ibundaku. Berkat beliaulah aku bisa begini. Adaa sedikit sesal dalam hati ini, mengapa aku dulu begitu memberontak dengan kepada keputusan ibuku. Bagaimana jika aku tidak menuruti keinginan ibuku? Mungkin sekarang aku juga masih kuliah sepertia ketiga sahabatku”
Ktipan itu mengungkapkan bahwa Laras anak yang tau akan agama. Ia selalu mendoakan ibundanya. Memang ada baiknya kita mendengarkan kata-kata orangtua kita, karena bagaimaanapun juga orangtua ingin anaknya bahagia. Dan Laras akhirnya menyadari, kalau saja ia tidak mengikuti apa kata ibunya, mungkin ia tidak akan sukses dari teman-temannya, yang dulu ia ingin seperti mereka. 

            Unsur Intrinsik
                        Tema yang terdapat dalam cerpen yang berjudul “Yang Kubutuhkan” ini adalah orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya. Latar tempatnya di kamar, dan kampus. Latar suasananya mengharukan. Laras memiliki watak tokoh yang keras kepala karena awalnya ia tidak terima keputusan ibunya untuk melanjutkan pendidikannya di FKIP, Laras juga orang yang mengenal agama, ia sealu mendoakan ibunya. Alur yang terdapat pada cerpen ini campur atau maju-mundur. Sudut pandang pada cerpen ini adalah sudut pandang orang pertama.

            Simpulan
                        Cerpen ini mengisahkan wanita yang bernama Laras. Laras terpaksa mengikuti keputusan ibunya untuk melanjutkan pendidikannya di FKIP dengan jurusan Bahasa dan sastra, walaupun hatinya berat pada pilihan lain yaitu Fakultas kedokteran. Tapi, seiring berjalan waktu dan berkat bantuan sahabatnya yang bernama fernita ia merasa senang dengan pilihan ibunya itu. Akhirnya ia menyelesaikan kuliahnya, bahkan sampai menyandang gelar Master sebelum ibunya meninggal dunia.
                        Cerpen ini juga memberikan amanat pada pembaca, bahwa ada baiknya kita mendengarkan kata-kata orang tua. Karena bagaimanapun juga orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya.

(Adiraf Run, Yang Kubutuhkan, Tabloid Basis edisi April 2012)










Nama : Risanti Amelin
N.I.M :1105113615

Senin, 05 November 2012

Kritik Sastra Pada Cerpen



Judul Cerpen : Wajah

Karya        : Sides Sudyarto DS

            Cerpen yang berjudul wajah memiliki alur maju mundur. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang pria yang bernama Durma. Durma memiliki banyak wajah dan warna seperti Bunglon untuk mempertahankan hidupnya. Suatu hari ia merantau ke Jakarta, ia menjadi seorang supir. Durma memiliki majikan yang bernama Amijoyo. Bu Amijoyo tinggal seorang diri, ia cantik, gemuk, hanya saja dia sudah tua. Bu Amijoyo seorang yang kaya raya, namun miskin bahasa. Maksut miskin bahasa, bu Amijoyo seorang yang kasar, pemarah, setiap orang yang bekerja dengannya pasti tidak akan tahan dengannya, namun bu Amijoyo sebenarnya baik hati, suka member uang pada orang. Berbeda dengan Durma, ia bisa bertahan dengan bu Amijoyo selama tiga tahun. Pada suatu hari bu Amijoyo sakit-sakitan karena umurnya sudah tua, ia memilih untuk tinggal di panti jompo dan menyerahkan seluruh hartanya pada Durma, karena ia tidak punya kerabat selain Durma.
            Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang ketiga. Latar tempat, di rumah Amijoyo, dan panti jompo. Latar waktu, pagi dan siang. Latar suasana, mengharukan.
            Cerpen yang berjudul wajah ini memiliki nilai mutu yang lumayan tinggi, hanya saja ada sedikit kekurangan yang terdapat dalam cerpen ini. Dalam cerpen wajah ini pengarang kurang menjelaskan secara detail tentang peristiwa-peristiwa penting. Peristiwa penting itu seperti, mengapa bu Amijoyo tidak memiliki saudara dan kerabat, dan  mengapa bu Amijoyo memeluk dan menangis pada Durma di panti jompo. Dalam cerpen ini pengarang ini kurang menjelaskan masa lalu Durma, mengapa ia menjadi memiliki banyak wajah.
                                                                                                  
Sumber :  Koran Republika, minggu 1 juli 2007

Rabu, 25 Juli 2012

karibo: ENGKAULAH SANDARAN SEPEDAKU(cerpem gw ni!)

karibo: ENGKAULAH SANDARAN SEPEDAKU(cerpem gw ni!):  ENGKAULAH SANDARAN SEPEDAKU Kring…kring bunyi alaram berburnyi. Ari langsung mematikan alaram yang menunjukkan pukul 05 : 00. Ari ...

karibo:

Template by:

Free Blog Templates